Sebelum membahas lebih jauh mengenai pengertian hadist shahih , baiknya kamu mengetahui terlebih dahulu tentang apa itu hadist. Secara garis besar hadist menurut apa yang sudah dibahas pada postingan kami sebelumnya yang berjudul pengertian hadist secara bahasa dan istilah. Hadist adalah adalah sesuatu yang datang dari rasulullah meliputi dari ucapan, perbuatan dan persetujuannya
Hadist sendiri terbagi menjadi 3 bagian berdasarkan kualitasnya di antaranya yaitu Hadist Shahih, Hadist Hasan dan Hadist. Ketiga hadist tersebut memilik arti yang berbeda .
Perlu kamu ketahui hadist dapat dianggap sempurna apabila telah memenuhi 5 unsur diantaranya yakni, Rawi atau sering kali disebut perawi, Sanad, Mukharij, siyaghul ada’ dan yang terakhir matan. Lalu apa apa hubungannya dengan kelima unsur tersebut? Baik mungkin akan kami bahas di akhir pembahasan mengenai unsur – unsur hadist. Sekarang mari kita bahas apa itu hadist shahih.
Pengertian Hadist Shahih
Kata shahih berasal dari sebuah kata Sah yang berartikan benar. Secara singkat hadist shahih dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang datang dari rasulullah meliputi perkataan, perbuatan dan persetujuannya yang terbukti kebenarannya serta terjamin pula kualitasnya atau secara singkatnya adalah hadist yang sanadnya bersambung dan diriwayatkan oleh perawi yang adil dan ingatannya serta memiliki sifat yang taat kepada allah. Untuk lebih lengkapnya bisa kamu baca dibawah ini.
مَا اِتَّصَلَ سَنَدُهُ بِنَقْلِ العَدْلِ الضَابِطِ عَنْ مِثْلِهِ إِلىَ مُنْتَهَاهُ مِنْ غَيْرِ شُذُوْذٍ وَلاَ عِلَّةٍ.
” Apa yang sanadnya bersambung dengan periwayatan yang adil, dhobit ( memiliki hafalan yang kuat) dari awal sampai akhir sanad dengan tanpa syadz dan tidak pula cacat”.
Dari matan diatas kita bisa mengambil kesimpulan bahwa Hadist dapat dikatakan shahih apabila memenuhi 5 syarat yaitu :
- Seorang muslim yang baligh, sehat serta memiliki sifat yang taat dan menjauhi segala perbuatan maksiat.
- Sanadnya berambung langsung kepada ruslullah.
- Diriwayatkan oleh perawi yang mimiliki sifat adil dan dapat di percaya
- Tidak janggal.
- Terhindar dari cacat (illat)
Hadist shahih sendiri terdiri dari 2 bagian yaitu Hadist Shahih Li-dzatih dan hadist Shahih Li-Ghairih, sama-sama disebut hadist shahih lalu apa perbedaannya ? mari kita bahas bersama.
Hadist Shahih Li – Dzatih
Hadist shahih li-dzatihi adalah hadist yang shahihh sanadnya tanpa ada penguat yang lain serta shahih dengan sendirinya
Hadist Shahih Li-Ghairihi
Berebeda dengan shahih li-dzatihi, hadis ini awalnya ialah berasal dari hadist hasan li dzatihi yang kemudian di riwayatkan dengan banyak jalur, sehingga akhir ini diangkat derajatnya menjadi hadist shahih li-gahirihi.
setelah membahas tentang pengertian hadist shahih selanjutnya akan kami bahas hukum hadist shahih , lalu bagaimana hukumnya ?
Hukum Hadist Shahih
Hadist shahih merupakan hadist yang maqbul atau diterima serta dapat dijadikan bukti atau alasan pumutusan hukum syar’I dan dapat di amalkan dalam menjalani kehidupan sehari –hari.
Dan bagi seorang muslim wajib untuk mengamalkan perintah dari hadist shohih, semisal kita mendapati dalam sebuah hadist yang diketahui bahwa hadist tersebut shohih. Maka kita harus mengamalkan hadist tersebut sesuai dengan kemampuan kita.
Dan apabila kita mendapati sebuah hadist yang memberikan larangan kepada kita, semisal untuk menjauhi sebuah perkara dosa, maka kita harus tunduk dan patuh melaksanakan perintah tersebut, menghindari larangan yang disebutkan dalam hadist tersebut dengan sekuat dan semampu kita.
Kesimpulan Hadist Shahih

Secara keseluruhan jika disimpulkan, hadist shahih merupakan hadist yang sanadnya bersambung dan di riwayatkan oleh perawi yang memiliki sifat adil dan tidak terdapat sesuatu kejanggalan serta kerusakan dalam hadist tersebut.
Sedangkan pembagian hadist dibagi menjadi 2 yaitu hadist yang ditinjau dari segi kuantitas atau banyaknya perawi serta kualitasnya sedangkan yang kedua ialah hadist yang ditinjau dari segi kualitasnya. Yuk lanjut baca kita bahas satu persatu..
Contoh Hadist Shahih
Berikut ini kami akan memberikan salah satu contoh hadist shahih yang terdapat di kitab shohih imam bukhori.
حَدَّثَنَا عَبْدُاللهِ بْنُ يُوْسُفَ قَالَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنِ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمِ عَنْ أَبِيْهِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص.م قَرَأَ فِي الْمَغْرِبِ بِالطُّوْرِ “(رواه البخاري)
” Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin yusuf ia berkata: telah mengkhabarkan kepada kami malik dari ibnu syihab dari Muhammad bin jubair bin math’ami dari ayahnya ia berkata: aku pernah mendengar rasulullah saw membaca dalam shalat maghrib surat at-thur” (HR. Bukhari, Kitab Adzan).
Pembagian Yang di Tinjau Dari Kuantitas Perawi
Mengenai hadist ini ada sebagian ulama berbeda pendapat ada yang berpendapat dibagi menjadi 2 dan ada pula yang berpendapat menjadi 3. Menurut ulama yang membagi dua yakni yang pertama Hadist Mutawatir dan yang kedua Hadist Ahad, sedangkan ulama yang berpendapat menjadi 3 bagian ialah ditambahnya satu yaitu yang disebut dengan hadist mahsyur. Lalu apa perbedaannya? Yuk kita lanjut ulas bersama.
Pengertian Hadist Mutawatir
Kata Mutawatir ialah berasar dari satu kata “Tawattara” yang berarti ber iring iringan atau sesuatu yang datang secara bersamaan tanpa adanya jeda diantara satu dengan yang lainnya.
Sedangkan menurut pendapat lain hadist Mutawatir ialah hadist yang di riwayatkan oleh sekelompok orang besar yang berdasarkan adat mereka tidak mungkin berdusta atau melakukakn kebohongan.
Jika disimpulkan secara singkat hadist ini berartikan adalah sebuah hadist yang diriwayatkan oleh banyak perawi yang diantara mereka tidak mungkin menyegajakan atau bersepakat untuk berdusta baik dari awal sanad hingga akhir sanad.
Hadist Mutawatir terbagi menjadi 3 yaitu :
Mutawatir Lafdzi
Mutawatir lafdzi adalah hadist yang diriwayatkan oleh banyak perawi yang susunan redaksi serta maknanya sesuai antara riwayat satu dengan yang lainnya.
Contoh Hadist Mutawatir Lafdzi
Yang artinya “ Barang siapa yang sengaja berdusta atas namaku, maka bersiapkanlah tempat duduknya di api neraka”
Hadist diatas merupakakan hadist yang di riwayatkan oleh banyak sahabat yakni 62 para sahabat Nabi Muhammad SAW dan semua para sahabat tersebut meriwayatkan dengan kata atau teks yang sama.
Mutawatir Ma’nawi
Adalah sebuah hadist yang perawinya yang susunan redaksinya berbeda atau berlainan, akan tetapi meskipun terdapat perbedaan dalam susunan serta pemberitaanya tetap terdapat satu arti atau prinsip yang sama.
Pengertian Hadist Ahad
Berasal dari kata ahad yang berartikan satu , hadist ahad adalah hadist yang jumlah perawinya tidak sebanyak hadist Mutawatir .
Ada sebagian ulama berpendapat singkat, hadist Mutawatir adalah hadist yang didalamnya tidak memenuhi syarat-syarat hadist Mutawatir.
Pengertian Hadist Mahsyur
Ialah sebuah hadist yang di riwayatkan oleh 2 perawi atau bahkan lebih dan banyaknya pun tidak sampai pada batas hadist Mutawatir.
Menurut Ibnu hajar, hadist mahsyur adalah hadist yang mempunyai 2 perawi atau bahkan lebih dan tidak sampai pada batas hadist Mutawatir. Disebut sebagai hadist mahsyur tak lain karena hadist ini telah tersebar luas ditelinga masyarakat.
Kita sebagai umat islam yang beriman serta percaya akan adanya TUHAN Allah SWT serta percaya bahwa Nabi Muhammad adalah utusannya akan lebih baik jika mengmalkan sunnah dalam kehidupan sehari – hari.
Setelah membahas pengertian hadist shahih lebih mendalam akan lebih utama jika kita menerapkan hadist dalam segala aktivitas sehari – hari. Banyak sekali hadist yang dapat kamu terapkan dalam kehidupan diantaranya seperti hadist dibawah ini
Contoh kecil Penerapan Hadist Dalam Kehidupan Sehari – hari
Memulai Dengan Tangan Kanan
Penerapan hadist dalam kehidupan sehari – hari yang cukup mudah dilakukan ialah memulai segala sesuatu dengan tangan kanan, contohnya menggunakan sandal, menyisir rambut dan kegiatan positif lainnya
Hal tersebut merupakan anjuran rasulullah yang patut kita contoh, secara penerapannya pu cukup mudah. Yuk mulai sekarang membiasakan memulai dengan sisi kanan untuk mengikuti sunnah.
Menjaga Kebersihan
Hadist tentang menjaga kebersihan mungkin sudah sering kali kita mendengar, bahkan sejak masih duduk dibangku sekolah dasar kita sudah diajarkan bahwa menjaga kebersihan merupakan sunnah rasulullah.
Akhir Kata
Di era globalisasi seperti saat ini Sudah tak asing lagi bagi kita melihat banyak orang berlomba-lomba berdakwah melalui social media, youtube dan media lainnya sering kali mereka melontarkan hadist – hadist yang belum tentu kebenarannya. Untuk itulah, umat muslim perlu belajar lebih dalam tentang hadist itu semua tak lain untuk menghindari kesalah fahaman mengenai hadist itu shahih atau palsu.
Pesan kami agar lebih berhati – hati dalam mencari ilmu melalui social media utamanya yang berhubungan dengan hukum syari’at, hadist dan tafsir Al-Qur’an. Kamu harus lebih selektif dalam mencari guru guna untuk menghindari kesalah fahaman.