Pentingnya Pendidikan Shalat untuk Anak
Anak merupakan anugrah dan karunia Allah yang begitu besar bagi hamba-Nya. Kehadirannya mampu menjadikan orang tua bahagia dan menjadikannya penyejuk mata. Anak juga sebagai bukti kebesaran dan kasih sayang Allah Subhanahu wa Ta’ala, pelanjut, penerus dan pewaris orang tua dengan harapan kebaikan-kebaikan yang menyertainya. Sesungguhnya anak adalah amanah yang telah Allah limpahkan kepada orang tua, dan tentunya kita semua menginginkan mereka menjadi anak yang shalih, dan agar Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan taufiq kepada mereka dalam kehidupan dunia dan akhirat. Akan tetapi orang tua haruslah menyadari bahwa selain anak adalah karunia Allah yang begitu besar anak adalah bagian dari ujian yang Allah berikan. Banyak kewajiban yang harus dilaksanakan dan banyak pula amanah yang harus ditunaikan. Oleh karena itu Allah Ta’ala mengingatkan kita dengan firman-Nya:
إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ
“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS. at-Taghabun : 15)
Ibnu katsir ketika menafsirkan ayat tersebut beliau menjelaskan bahwa anak adalah bagian dari ujian dan amanah yang Allah berikan kepada hamba-Nya. Dengannya apakah seorang hamba semakin taat kepada Allah dengan melaksanakan apa yang menjadi kewajibannya ataukah sebaliknya justru mereka melalaikannya. Bagi mereka pahala yang besar jikalau mereka mampu mengemban amanah tersebut dengan baik. (Tafsir Ibnu Katsir, 8/139)
Pentingnya pendidikan shalat bagi anak sejak dini
Anak merupakan amanah dan titipan Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan sebagai orang tua haruslah menjaga anak-anak mereka dengan baik. Kita juga harus mengajarkan kepada mereka kewajiban-kewajiban yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya. Salah satu kewajiban orang tua adalah mengajarkan kepada anak akan kewajiban mendirikan shalat, karena shalat adalah kewajiban yang harus dikenalkan kepada anak-anak sejak usia dini. Shalat adalah bagian dari rukun Islam dan pilar agama Islam, bahkan Shalat merupakan perkara yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
أَوَّلُ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الصَّلَاةُ فَإِنَّ صَلُحَتْ صَلُحَ لَهُ سَائِرُ عَمَلِهِ وَإِنْ فَسَدَتْ فَسَدَ سَائَرُ عَمَلِهِ
“Perkara yang pertama kali dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalat. Apabila shalatnya baik maka seluruh amalnya pun baik. Apabila shalatnya buruk maka seluruh amalnya pun akan buruk.” (HR. Ath-Thabrani, dishahihkan Albani dalam kitab shahihnya no. 2573)
Dalam hadits lain disebutkan bahwa shalat adalah bukti benarnya keislaman dan keimanan seseorang. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
إِنَّ بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكَ الصَّلاَة
“Sesungguhnya batas antara seseorang dengan kesyirikan dan kekufuran adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim)
Maka dari itu sudah seharusnya orang tua sadar akan kewajiban dan tanggung jawab mereka untuk mengajarkan tata cara pelaksanaan shalat yang baik dan benar kepada anak-anak mereka. Karena ketidakpedulian orang tua terhadap pendidikan shalat anak akan berakibat buruk, di mana seorang anak akan meremehkan ibadah shalat bahkan mereka cenderung ‘asal-asalan’ dalam melaksanakannya. Sehingga hal itu bisa memberikan dampak yang buruk bagi pembentukan karekter dan kepribadian anak. Sahabat Umar bin Al Khathab berkata:
إِنَّ أَهَمَّ أَمْرِكُمْ عِنْدِى الصَّلاَةُ فَمَنْ حَفِظَهَا وَحَافَظَ عَلَيْهَا حَفِظَ دِينَهُ وَمَنْ ضَيَّعَهَا فَهُوَ لِمَا سِوَاهَا أَضْيَعُ
”Sesungguhnya perkara yang paling penting untuk diperhatikan seorang hamba adalah shalat. Barangsiapa yang menjaganya ia telah menjaga agamanya, barangsiapa meremehkannya maka terhadap urusan yang lain ia akan lebih meremehkannya.” (Limadza Nushalli, 1/3)
Mengajarkan shalat kepada anak
Selain kasih sayang orang tua, perhatian, dan pengertian yang dibutuhkan seorang anak sejak dini adalah pendidikan yang benar dengan mengenalkan kewajiban-kewajiban serta larangan Allah Ta’ala. Salah satu kewajiban yang dibebankan oleh syari’at agama ini kepada para orang tua adalah mendidik dan mengajari anak-anak untuk mendirikan shalat dengan baik dan benar. Mengenalkan kepada mereka syariat ibadah shalat dan mengajarkankan kepada mereka tata cara pelaksanaan shalat yang benar.
Memang adakalanya orang tua sibuk dengan pekerjaan atau aktivitas-aktivitas yang menuntut untuk tidak selalu menyertai anaknya dalam mengajarkan shalat, atau adakalanya orang tua merasa tidak mampu mengajarkan tata cara shalat secara sempurna karena keterbatasan ilmu yang dimilikinya. Akan tetapi keadaan-keadaan tersebut tidak boleh mengorbankan pendidikan anak dan menjadi sebab ketidaktahuan seorang anak akan ibadah shalat yang benar. Orang tua tentunya harus memikirkan cara bagaimana agar anak sejak usia dini benar-benar mendapatkan pendidikan shalat yang benar, baik secara langsung diajarkan oleh orang tua mereka maupun dengan media atau perantara orang lain untuk mengajarinya.
Pendidikan bukanlah pendadakan sehingga dalam mendidik tentunya akan ada proses dan tahapan-tahapan termasuk mengenai metode pendidikan dan penerapannya. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
مُرُوا أَوْلاَدَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرِ سِنِينَ وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِى الْمَضَاجِعِ
“Perintahkanlah anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka bila pada usia sepuluh tahun tidak mengerjakan shalat, serta pisahkanlah mereka di tempat tidurnya.” (HR. Abu Dawud dengan sanad hasan).
Memerintahkan anak untuk shalat saat berusia tujuh tahun dan memukulnya jika ia menolak setelah berusia sepuluh tahun merupakan bagian tahapan pendidikan shalat untuk anak yang telah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam berikan. Akan tetapi ada beberapa hal yang harus diperhatikan orang tua sebelum anak memasuki umur 7-10 tahun tersebut, diantaranya:
Pertama, kedua orang tua harus mampu memberikan tauladan yang baik karena ini merupakan tahapan pendidikan paling awal bagi seorang anak. Bagaimanapun orang tua adalah orang yang paling dekat dengan anak, seberapa banyak contoh kebaikan yang ia lihat akan memberikan pengaruh yang begitu besar bagi seorang anak untuk menjadi baik. pada tahapan ini orang tua harus berusaha menanamkan nilai-nilai keislaman termasuk mengajarkan kepada mereka tauhid yang benar. Mengajarkan kewajiban shalat kepada anak di usia dini bukanlah perkara yang mudah, sebab pada usia tersebut seorang pendidik atau orang tua harus mendidik mereka melalui pendekatan psikologis dan figur untuk diteladani seorang anak.
Kedua, mengenalkan dan mengajarkan anak shalat. Karena bagaimana mungkin anak akan menjalankan shalat jika belum dikenalkan dan diajarkan shalat sebelumnya, di mana oran tua tertuntut untuk mengajarkan kepada mereka bagaimana memperagakan tata cara shalat yang benar. Termasuk mengajarkan kepada mereka terutama bagi laki-laki terkait kewajiban shalat berjamaah di masjid, tentunya setelah orang tua menimbang jikalau memang kehadiran mereka tidak membuat kegaduhan atau menggangu stabilits pelaksanaan shalat berjamaah, akan tetapi jika di usia ini justru mereka bertindak yang sebaliknya atau kurang adanya kontrol dari orang tua maka alangkah baiknya seorang ibu mengenalkan dan mengajarinya di dalam rumah terlebih dahulu.
Ketiga, memberi semangat dan motivasi anak untuk shalat. Termasuk di dalamnya adalah mengenalkan kepada mereka akan keutamaan-keutamaan dan kedudukan shalat di dalam Islam, bahkan jika perlu bisa dengan memberikan hadiah untuk menarik perhatian anak. Selain itu orang tua juga bisa memberikan motivasi kepada anak untuk shalat dengan cara mengemas pesan tersebut dengan cerita atau cerpen sehingga mudah untuk mereka terima dan tidak terkesan monoton. Di usia ini pula orang tua tidak perlu marah dan menyalahkan anak ketika melihat kurang tepatnya mereka mengerjakan shalat, tapi justru keadaan tersebut menjadi kesempatan emas bagi orang tua untuk menunjukkan tata cara shalat yang benar dengan penuh kasih dan cinta.
Adapun ketika anak telah mencapai umur tujuh tahun inilah saatnya orang tua harus meyuruh dan membiasakan mereka melaksanakan shalat. Pada masa ini mengharuskan orang tua mengulang-ulang permintaan shalat dari anak-anak yang tentunya dengan halus, lemah-lembut dan penuh kecintaan. Pada masa ini seorang anak harus memulai belajar terkait hukum-hukum shalat baik bacaan maupun pergerakan mulai dari syarat, rukun, wajib dan sunnah-sunah shalat. Kemudian saat anak usia sepuluh tahun, maka ia diperintahkan dengan perintah yang bersifat wajib, agar anak mau mengerjakan shalat. Jika anak enggan atau tidak memenuhi seruan orang tua, maka orang tua boleh memberikan pukulan mendidik yang bisa membuat mereka jera dan tidak menyakiti. setelah itu orang tua harus terus mngontrol pelaksanaan shalat anaknya dan wajib mengingatkannya ketika mereka lalai.
Maka dari itu bagi orang tua yang telah mendapatkan amanah berupa anak yang dianugrahkan kepada mereka, berusahalah semaksimal mungkin menjadi orang tua yang bertanggung jawab akan pendidikan anaknya terutama pendidikan shalat. Jika orang tua mampu berlaku amanah dengan tanggung jawab tersebut, baginya pahala jariyah di sisi Allah Ta’ala yang begitu besar, sebaliknya jika orang tua mengabaikan amanah tersebut kelak akan mempertanggung jawabkan atas kelalaian mereka. Wallahu a’lam bis shawab.