Kiat-kiat untuk meraih nikmat tsabat (teguh dalam iman)
Selaku orang beriman, kita memiliki beban untuk membawa iman kita hingga bertemu Allah azzawajalla, karena imanlah yang akan menentukan nasib kita di akhirat kelak. Namun di akhir zaman, menjaga iman agar tetap baik bukanlah hal yang mudah, mengingat massifnya serangan dan fitnah dari musuh-musuh Allah baik berupa fitnah syubuhat maupun fitnah syahwat. Hal ini membutuhkan kekuatan yang ekstra agar kita tetap tsabat di atas jalan kebenaran.
Karena kita tidak tahu apakah Allah akan tetap menjadikan kita di atas kebenaran, atau memberikan rasa cemas dan galau kepada kita yang akhirnya kita lepaskan pakaian kebenaran itu,
Ummu Salamah radhiyallahuanha berkata bahwa rasulullah saw sering berkata dalam doanya,
((اللهم مقلبَ القلوب، ثبت قلبي على دينك))
“Ya Allah yang membolak balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agamaMu”.
Ummu Salamah berkata, “aku bertanya, ‘Ya Rasulullah adakah hati itu berbolak balik?’” Rasul pun menjawab, “Ya, tidaklah Alah menciptakan manusia kecuali hatinya berada di antara dua jari dari jari-jari Allah. Jika Allah berkehendak, Allah akan mengokohkannya, dan jika Ia berkehendak ia akan mennghancurkannya.” (diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya dan Imam Tirmidzi dalam Jami’nya dengan sanad yang shahih)
Maka, menempuh sebab untuk tercapainya hal itu mutlak untuk kita lakukan, agar Allah senantiasa menjaga hati kita, Ada beberapa hal yang dapat menguatkan rasa teguh pendirian kita (tsabat) terhadap nikmat kebenaran yang Allah berikan kepada kita, di antaranya ialah:
Memohon kepada Allah agar diberi keteguhan.
Karena memang tsabat itu hanya dari Allah taala, Allah berfirman:
وَلَوْلا أَنْ ثَبَّتْنَاكَ لَقَدْ كِدْتَ تَرْكَنُ إِلَيْهِمْ شَيْئاً قَلِيلاً
“Dan kalau Kami tidak memperkuat (hati)mu, niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka,” (QS. Al-Isra’: 74)
Karena cobaan dalam hidup ini tidaklah ringan, godaan syetan juga selalu mengintai kita, maka Allah pun mengajarkan agar kita selalu memohon keteguhan hati kepadaNya dengan doa:
رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).” (QS. Ali Imran: 8)
رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْراً وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
“Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir.” (QS. Al-Baqarah: 250)
Dan Rasulullah saw pun telah mengajarkan kepada kita do’a meminta keteguhan hati. Sebagaimana telah tersebut dalam hadits di atas, yaitu:
اللهم مقلبَ القلوب، ثبت قلبي على دينك
“Ya Allah yang membolak balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agamaMu”.
Perkuat iman dan amal shalih.
Iman kepada Allah dengan tulus akan membawa kekuatan dalam hati, Allah taala telah berfirman:
يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَة.
Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu (tauhid) dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; (QS. Ibrahim: 27).
Jadi, hanya orang yang beriman dengan keimanan yang kuat, yang dibuktikan dengan pengamalan yang baik terhadap syariat Allah yang akan mendapat keteguhana hati dari Allah, dalam ayat yang lain Allah taala juga berfirman:
وَلَوْ أَنَّهُمْ فَعَلُوا مَا يُوعَظُونَ بِهِ لَكَانَ خَيْراً لَهُمْ وَأَشَدَّ تَثْبِيتاً
“Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka),” (QS. An-Nisa’ : 66)
sehingga mutlak keimanan dan amal shalih sebagai pembuktian dari iman itulah yang akan menguatkan iman seseorang.
Meninggalkan maksiat baik berupa dosa kecil maupun dosa besar
Hal ini sangatlah jelas, karena kekuatan iman sangatlah terpengaruh dengan bagaimana usaha kita dalam meninggalkan maksiat. Mengenai dosa besar, Rasulullah telah mengingatkan dalam haditsnya.
لا يزني الزاني حين يزني وهو مؤمن ولا يسرق السارق حين يسرق وهو مؤمن ولا يشرب الخمر حين يشربها وهو مؤمن
Tidak akan berzina seorang pelacur di waktu berzina jika ia sedang beriman, dan tidak akan mencuri, di waktu mencuri jika ia sedang beriman dan tidak akan minum khamr, di waktu minum jika ia sedang beriman. (HR. Bukhari dan Muslim)
Para ulama’ mengartikan tidak beriman pada hadits ini dengan makna tidak sempurna imannya, oleh karenanya, orang yang terbiasa melakukan dosa besar. Ia sangat rapuh hatinya dan mudah untuk goyah imannya.
Adapun mengenai dosa kecil, Imam Ahmad juga meriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud –radhiyallahu ‘anhu- bahwa Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
إِيَّاكُمْ وَمُحَقَّرَاتِ الذُّنُوبِ، فَإِنَّهُنَّ يَجْتَمِعْنَ عَلَى الرَّجُلِ حَتَّى يُهْلِكْنَهُ، وَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ضَرَبَ لَهُنَّ مَثَلا : كَمَثَلِ قَوْمٍ نَزَلُوا أَرْضَ فَلاةٍ، فَحَضَرَ صَنِيعُ الْقَوْمِ، فَجَعَلَ الرَّجُلُ يَنْطَلِقُ فَيَجِيءُ بِالْعُودِ ، وَالرَّجُلُ يَجِيءُ بِالْعُودِ، حَتَّى جَمَعُوا سَوَادًا، فَأَجَّجُوا نَارًا، وَأَنْضَجُوا مَا قَذَفُوا فِيهَا حسنه الألباني في صحيح الجامع، رقم 2687
“Jauhilah oleh kalian dosa-dosa kecil, karena jika ia berkumpul pada seseorang maka akan menghancurkannya, dan sesungguhnya Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- memberikan sebuah perumpamaan: yaitu suatu kaum yang singgah di sebuah lembah, seraya dihampiri oleh pemuka kaum, lalu orang tadi pergi dan kembali dengan membawa dahan kering hingga terkumpul dalam jumlah yang banyak, kemudian disulutlah dengan api, tumpukan dahan yang terbakar tadi akan mematangkan apa saja yang dipanggang di atasnya”. ( HR. Ahmad dalam musnadnya, no. 3803 Dihasankan oleh al- AlBaani dalam “Shahih al Jami’: 2687)
Selalu membaca, mempelajari dan mentadabburi Al-Quran.
Al-Quran selain ia merupakan obat bagi penyakit fisik ia juga merupakan obat dari kegundahan dan kecemasan. Karenanya orang yang membacanya akan mendapat ketenangan dan kekuatan, Allah taala berfirman
قُلْ نَزَّلَهُ رُوحُ الْقُدُسِ مِنْ رَبِّكَ بِالْحَقِّ لِيُثَبِّتَ الَّذِينَ آمَنُوا وَهُدىً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ”
Katakanlah: “Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al Quran itu dari Tuhanmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).” (QS. An-Nahl: 102)
Dekat dengan orang shalih, ulama’ dan pejuang Islam
Orang-orang shalih ibarat pelita bagi kehidupan manusia, petuah mereka ibarat air segar yang dinanti ketika panasnya matahari menyengat, dan dengan melihat mereka hati bisa menjadi mengingat Allah taala. semakin kita sering berkumpul dengan mereka maka semakin teranglah hati kita. Karenanya Allah taala memerintahkan Nabi kita untuk bersabar dengan orang-orang yang selalu mengingat Allah.
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya”. (QS. Al-Kahfi: 28)
Banyak berdzikir kepada Allah
Selanjutnya, banyak berdzikir dalam artian mengingat kekuasan Allah juga melantunkan kalimat-kalimat yang dapat menguatkan hati kita dalam iman kepada Allah dengan rasa khusyu’ dan menjiwai setiap untaian makna yang terkandung di dalamnya adalah cara yang ampuh untuk meraih kekuatan batin dan rasa tsabat yang Allah berikan kepada hamba-hamba pilihanNya. Allah taala berfirman:
أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)
Hal ini telah dicontohkan oleh para ulama salaf kita, mereka bukan hanya hebat dalam ilmu. Namun juga dalam hal spiritual, misalnya saja imam Ibnu Taimiyyah rahimahullah, beliau senantiasa melazimi dzikir khusus yang dilantunkan setiap hari. Hal ini dikatakan oleh muridnya Ibnul Qayyim al-Jauziyyah,
من واظب على أربعين مرة كل يوم بين سنة الفجر وصلاة الفجر ياحي ياقيوم لاإله إلا أنت برحمتك أستغيث حصلت له حياة القلب ولم يمت قلبه
“Siapa yang melazimi membaca empat puluh kali setiap hari antara shalat sunat fajar dan shalat shubuh bacaan
ياحي ياقيوم لاإله إلا أنت برحمتك أستغيث
“Wahai yang maha hidup wahai yang maha mengatur, tidaka ada ilah selain engkau, dengan rahmatMu aku memohon pertolongan.”
Maka ia akan mendapat kehidupan hati dan hatinya tidak akan mati.” (lihat: Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Madarij as-Salikin Baina Manazili Iyyaka Na’budu wa Iyyaka Nasta’in, Juz 1/ hal. 448)
Demikianlah kiat-kiat agar Allah senantiasa memberikan keteguhan hati bagi kita untuk menggenggam kebenaran. Wallahu a’lamu bisshawwab
Di Publish Dan Diedit oleh Hafidzbey